Thursday, August 13, 2015

Syafruddin Prawiranegara dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia

Syafruddin Prawiranegara dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresi militer yang kedua terhadap Indonesia. Mereka menduduki Ibukota Yogyakarta dan menangkap hampir sebagian besar pimpinan Republik Indonesia. Mr Syafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI, yang pada saat itu sedang berada di Sumatra menerima pesan Presiden yang berbunyi Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu-Kota Jogyakarta. Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra". 

Telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi di karenakan sulitnya sistem komunikasi pada saat itu, namun ternyata pada saat bersamaan ketika mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki Ibukota Yogyakarta dan menangkap sebagian besar pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari, Sjafruddin Prawiranegara segera mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok, Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr TM Hasan menyetujui usul itu "demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara".

Penyelamat negara, begitulah julukan yang diberikan untuk pemerintahan darurat yang dijalankan agar menjaga Indonesia tetap eksis disaat para pemimpinnya ditahan. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia berlokasi di sebuah tempat di Sumatera Barat. Beliau menjalankan pemerintahan singkatnya dibantu oleh beberapa menteri.

Atas usaha pemerintahan darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia lewat perjanjian Roem-Royen yang mengmbalikan Soekarno-Hatta ke Yogyakarta. Pada tanggal 13 Juli 1949 diadakan sidang antara PDRI dengan Soekarno, Hatta, dan beberapa orang menteri. Tanggal 14 Juli 1949 dilakukan serah terima mandat dari PDRI kepada Presiden Soekarno dan mengakhiri 207 hari kisah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara.

Syafruddin Prawiranegara
Lahir : Serang, Banten, 28 Februari 1911
Meninggal : 15 Februari 1989 (umur 77)
Istri : T. Halimah Syehabuddin Prawiranegara
Agama : Islam

No comments:

Post a Comment