Thursday, August 27, 2015

Negara menurut M. Solly Lubis, SH

Pengertian negara
M. Solly Lubis, SH: Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang merupakan suatu community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki wilayah, rakyat dan pemerintah.


finansial dalam pembangoenan infrastroektoer maritim di sepanjang selat Malaka dan bebas tarif transit moeatan. Dengan memiliki infrastroektoer maritime jang lengkap, termasoek di dalamnja ada segala fasilitas pelaboehan pendoekoeng seperti penjediaan air tawar, boenker, soepplj makanan, pengolahan limbah kapal dan galangan dan hanja ditambahkan peletakan tarif dibawah singapoera, maka ini akan terwoejoed. Jika kita terkendala oleh kebijakan peroesahaan besar jang telah memiliki perwakilan di Singapoera, maka kebijakan hanja perloe difasilitasi dengan kebijakan pemerintah dalam menstimoeloes mereka. Karena tidak aka nada soeatoe kesetiaaan peroesahaan kelas doenia pada soeatoe Negara selain kesetiaan pada nilai ekonomis dan keoentoengan pada peroesahaan mereka. Banjak ketakoetan Singapoera pada pengebangan infrastroektoer ini di Selat Malaka, namoen Singapoera haroes meroejoek pada Pelaboehan Rotterdam di Belanda, Antwerp di Belgia dan Hamboerg di Jerman jang saling berdekatan setjara geografis. Mereka saling berdampingan dan saling bersaing dan tetap hidoep bahkan teroes berkembang dan tidak ada jang saling mematikan walaoe bagaimanapoen kebijakan-kebijakan pengembangan mereka terhadap satoe sama lain. Ini dikarenakan voloeme permintaan barang akan selaloe bertambah dan berkembang seiring peningkatan joemlah manoesia. Namoen sekali lagi rentjana ini kanda di Indonesia dan hanja melahirkan Batam jang kerdil. Saja bisa mengerti apa jang dilihat Pak Habibie dalam perentjanaan pengembangan ini. Saja melihat hal jang sama selama 5 tahoen saja bekerja di Eropa dan Amerika. Dan dengan kandasnja perntjanaan ini, kembali Indonesia gagal dalal membangoen infrastroektoer maritimnja. Di sini saja beroesaha mengkritisi Kepala Negara dari awal hingga jang menjabat saat ini jang memilih Menteri Perhoeboengan jang bertanggoeng jawab dalam pengembangan transportasi maritime Negara Indonesia. Saja joega mengkritisi beban format tanggoeng jawab jang diberikan kepada Menteri Perhoeboengan seorang diri membawahi transportasi OEdara, Darat dan Laoet. Adalah soeatoe proporsi jang tidak matematis dalam oesaha pengembangan transportasi di Indonesia oentoek seorang diri. Saja joega kembali mengkritisi tidak adanja menteri jang berlatar belakang dari sektor

No comments:

Post a Comment